Thursday, 15 January 2015

UTSAIMIN & IBNU TAIMIYAH DINILAI BID’AH (SESAT) OLEH ULAMA SALAFI KERANA MENGATAKAN MEMBACA DOA & PAHALA BACAAN QUR’AN UNTUK MAYAT SAMPAI ..

UTSAIMIN & IBNU TAIMIYAH DINILAI BID’AH (SESAT) OLEH ULAMA SALAFI KERANA MENGATAKAN MEMBACA DOA & PAHALA BACAAN QUR’AN UNTUK MAYAT SAMPAI ..
Dalam banyak artikel di web & buku – buku Salafi, terlihat bahwa tidak sampainya pengiriman bacaan Qur’an & doa kepada mayat, tetapi hal ini disangkal oleh Ibnu Taimiyah & Utsaimin, berikut pernyataan Utsaimin.
وأما القراءة للميت بمعنى أن الإنسان يقرأ و ينوي أن يكون ثوابها للميت، فقد اختلف العلماء رحمهم الله هل ينتفع بذلك أو لا ينتفع؟ على قولين مشهورين الصحيح أنه ينتفع، ولكن الدعاء له أفضل
“Pembacaan al-Qur’an untuk orang mati dengan pengertian bahawa manusia membaca al-Qur’an serta meniatkan untuk menjadikan pahalanya bagi orang mati, maka sungguh ulama telah berselisih pendapat mengenai apakah yang demikian itu bermanfaat ataukah tidak ? atas hal ini terdapat dua qaul yang sama-sama masyhur dimana yang shahih adalah bahwa membaca al-Qur’an untuk orang mati memberikan manfaat, akan tetapi do’a adalah yang lebih utama (afdlal).”
Sumber : Majmu Fatawa wa Rasaail [17/220-221] karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin [w. 1421 H]
Perhatikan, Ibn Taimiyah dalam kumpulan fatwa-fatwanya berkata : ”Bacaan al-Qur’an yang akan sampai (bermanfaat bagi mayat) adalah yang dibacakan ikhlas kerana Allah”.
(Lihat Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyah, j. 24, h. 300)
Pada halaman yang sama dia juga berkata : ”Barangsiapa membaca al-Qur’an ikhlas kerana Allah lalu ia hadiahkan pahalanya untuk mayat maka hal itu dapat memberikan manfaat baginya”.
(Lihat Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyah, j. 24, h. 300).
Pada halaman lainnya dia berkata: “Akan sampai kepada mayat bacaan (al-Qur’an) dari keluarganya, bacaan tasbih mereka, bacaan takbir mereka, dan seluruh bacaan dzikir mereka jika memang mereka menghadiahkan pahala bacaan tersebut bagi mayat itu. Itu semua akan sampai kepadanya”.
(Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyah, j. 24, h. 324).
Di halaman lainnya dia berfatwa begini: “Allah tidak menyatakan bahwa seseorang tidak dapat mengambil manfaat kecuali dengan jalan usahanya sendiri. Tetapi yang difirmankan oleh-Nya adalah:
وَأَن لَّيْسَ لِلإِنسَانِ إِلاَّمَاسَعَى (النجم: 39)
Yang dimaksud ayat adalah bahwa seseorang tidak dapat MEMILIKI sesuatu apapun dari suatu kebaikan kecuali hasil usahanya sendiri, adapun yang bukan dari usahanya sendiri maka ia TIDAK DAPAT MILIKI-nya. Maka hasil usaha orang lain adalah MILIK orang itu sendiri, bukan milik siapapun. Perumpamaannya pada harta; seseorang hanya dapat MEMILIKI hartanya sendiri, dan ia dapat mengambil manfaat dari harta yang ia MILIKI tersebut, harta tersebut bukan MILIK orang lain, harta dia MILIK dia, harta orang lain MILIK orang lain. Akan tetapi bila seseorang berderma bagi orang lain dengan hartanya tersebut maka tentunya hal itu dibolehkan (dan memberikan manfaat bagi orang lain tersebut). Demikian pula bila seseorang berderma bagi orang lain dengan usahanya maka tentu itu juga memberikan manfaat bagi orang lain tersebut; sebagaimana seseorang akan memberikan manfaat bagi orang lain dengan jalan doa baginya, dan atau dengan jalan bersedekah baginya. Orang yang dituju (dengan doa atau sedekah) tersebut akan mengambil manfaat, dan akan sampai kepadanya segala kebaikan dari setiap orang muslim; baik orang-orang dari kerabatnya atau lainnya (jika memang ditujukan/dihadiahkan/didermakan baginya), sebagaimana seseorang (mayat) mengambil manfaat dari pekerjaan solat dari orang-orang yang menshalatkannya, dan atau dari doa mereka baginya di sisi kuburnya”.
(Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyah, j. 24, h. 367)
Dan pada akhirnya Ibnu Taimiyah menolak anggapan bid’ah & tidak sampainya bacaan Qur’an kepada Mayat, dan menyerang balik mereka, seperti berikut:
“Para imam telah sepakat bahwa maat boleh mendapat manfaat dari hadiah orang lain. Ini termasuk hal yang pasti diketahui dalam agama Islam, dan telah ditunjukkan dengan dalil kitab, sunnah, dan ijma’ (konsensus) ulama’. Barang siapa menentang hal tersebut, maka dia termasuk ahli bid’ah”

Imam Ibnu Qayyim dalam Kitab Ar Ruh
Imam Al Qurtubi dalam Kitab Al Tazkirah
Imam Jalaluddin As Suyuti dalam Kitab Syarh As Sudur
Ketiga tiga mereka mengatakan pahala membaca Al Quran akan SAMPAI kepada si mati.

No comments:

Post a Comment