Monday, 17 August 2015

Benarkah Mereka yang Mengaku Salafi adalah Thaifah Manshurah?

Benarkah Mereka yang Mengaku Salafi adalah Thaifah Manshurah?


Buat Para Pengaku Salafi yang Menyatakan Diri Sebagai Thaifah Manshurah


إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أما بعد
فإن أصدق الحديث كتاب الله، وخير الهدي هدي محمد ، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار

Seolah tak puas dengan mengaku-ngaku sebagai salafi, mereka lalu menisbatkan diri sebagai thaifah manshurah. Ironis, realitanya mereka justru berseberangan dengan salafus shalih apalagi thaifah manshurah. Maka benarlah pepatah arab yang berbunyi:


كُلٌّ يَدَّعِي وَصْلاً بِلَيْلَى وَلَيْلَى لاَ تُقِرُّ لَهُمْ بِذَاكَ


"Setiap orang mengaku bahwa ia kekasih Laila, ىamun sayang Laila sendiri tidak mengakuinya"
Hadits tentang thaifah manshurah begitu banyak, diantaranya yang diriwayatkan dari Uqbah bin Amir Radhiyallohu 'Anhu beliau berkata, Rasulullah Shollallohu 'alaihi Wasallam bersabda :


لاَ تَزَالُ عِصَابَةٌ مِنْ أُمَّتِى يُقَاتِلُونَ عَلَى أَمْرِ اللَّهِ قَاهِرِينَ لِعَدُوِّهِمْ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ


“akan senantiasa ada sekelompok kecil dari ummatku yang berperang di atas perintah allah, mereka berjaya atas musuh mereka, orang-orang yang menentang mereka tidak akan bisa membahayakan mereka sampai hari kiamat dan mereka tetap teguh dalam kondisi seperti itu.” (HR. Muslim)


Hadits nabi yang mulia ini menjelaskan sebuah sifat yang terang benderang diantara sifat-sifat thaifah manshurah yaitu “berperang di atas kebenaran (al haq)"


Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- menggunakan kata yuqootiluuna yang berarti berperang bukan dengan kata yujaahiduuna yang berarti berjihad. Karena qital tidak bisa diartikan selain perang sedangkan jihad memang memiliki makna yang sangat luas. Sebuah pemilihan kata yang pasti amat sangat cermat dan pastilah berdasar wahyu.


Ini juga karena jauhnya pandangan Beliau -shallallahu 'alaihi wasallam- (bu'dun nazhor) di mana suatu masa nanti akan ada orang-orang yang memelencengkan kata jihad hanya sekedar Thalabul ‘Ilmi, dakwah, mencari nafkah atau hal-hal sejenisnya.


Dengan demikian, jika benar mereka yang mengaku salafi itu menyatakan diri sebagai thaifah manshurah, maka tolong kalian jawab pertanyaan berikut ini :
  1. Jika qital yang dilakukan mujahidin di berbagai penjuru dunia saat ini kalian anggap tindakan khawarij, maka manakah qital yang bukan di atas manhaj khawarij ?
  2. Jika kalian tidak bisa menunjukkannya lalu bagaimana dengan kalimat; "akan senantiasa ada sekelompok kecil dari ummatku yang berperang di atas perintah Allah...." dalam hadits di atas ?
  3. Kalau qital menurut kalian hanya sah dan sesuai sunnah jika atas izin "ulil amri", tolong tunjukkan di bumi mana kalian melakukan qital yang telah mendapatkan izin dari "ulil amri" kalian ?
Atau jangan kalian hanya thaifah manshurah gadungan?


Qital Adalah Sifat Khas Thaifah Manshurah

Dari Uqbah bin Amir Radhiyallohu 'Anhu beliau berkata, Rasulullah Shallalloahu 'alaihi Wasallam bersabda :


لاَ تَزَالُ عِصَابَةٌ مِنْ أُمَّتِى يُقَاتِلُونَ عَلَى أَمْرِ اللَّهِ قَاهِرِينَ لِعَدُوِّهِمْ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ

“Akan sena ntiasa ada sekelompok kecil dari ummatku yang berperang di atas perintah Allah, mereka berjaya atas musuh mereka, orang-orang yang menentang mereka tidak akan bisa membahayakan mereka sampai hari kiamat dan mereka tetap teguh dalam kondisi seperti itu” (HR. Muslim)


Hadits Nabi yang mulia ini menjelaskan sebuah sifat yang terang benderang di antara sifat-sifat thaifah Manshurah yaitu “Berperang di atas kebenaran (al haq).


Dan jika kita cermati kondisi kita saat ini, maka Al-Qaidah lah salah satu diantara jama’ah jihadiyyah yang terkuat yang berperang di atas Al Haq.


Bukti dari pernyataan ini adalah kemenangan mujahidin Imarah Islamiyyah Afghanistan, Thaliban di Pakistan, Mujahidin Imarah Islamiyyah Iraq, Mujahidin Al Shabab Somalia, juga perlawanan mereka menentang pemerintahan murtad di jazirah Arab (Al Qaeda of Arabian Peninsula) atau AQAP di Yaman, serta mujahidin Imarah Islamiyyah Maghrib (Al Qeda in the Islamic Maghreb) atau AQIM.


Semua ini adalah bukti nyata berkibarnya panji jihad mereka. Oleh karenanya tidak berlebihan jika merekalah yang paling pantas menyandang sifat thaifah manshurah ini (berperang di atas Al Haq). Dan tidak diragukan lagi, hadits di atas amatlah tidak pantas jika disematkan kepada mereka yang meninggalkan jihad serta pura-pura melupakannya.


Bahkan sungguh ironis, sebagian dari mereka malah menjauhkan diri dari jihad kemudian menghembuskan keputusasaan karena ketidakpedulian mereka dengan amal yang sangat mulia ini.


Kemudian karena lemahnya kepedulian itu, tidak sedikit gerakan islam yang tidak pernah sama sekali menyinggung hadits di atas. para syaikh dan ulama pun menyembunyikan sebagian dari hadits ini.


Betapa banyak kita dengar para ulama menyitir hadits : “Akan senantiasa ada sekelompok kecil dari ummatku ….” Akan tetapi mereka tidak menyinggung sama sekali kalimat : “ ….. yang berperang di atas perintah Allah..”,
Seakan-akan Hadits ini tidak Diriwayatkan oleh Imam Muslim.


Suatu ketika seseorang dari sebuah gerakan Islam menyatakan kepada teman saya dari AQAP bahwa makna yuqootiluuna adalah yad’uuna atau berdakwah mengajak orang-orang ke jalan Allah.


Orang tersebut berkata : “Saya yakin kami berada di atas kebenaran (Al Haq) karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda : ”yuqootiluuna” yang kemudian ditafsirkan oleh temannya yang lain dengan makna yad’uuna atau berdakwah mengajak orang-orang ke jalan Allah. Maka ikhwan saya dari AQAP pun menjawab :


“Jika kalian bisa menunjukkan hujjah yang kuat dari segi bahasa (saja) bahwa ”yuqootiluuna” bisa diartikan berdakwah mengajak orang-orang ke jalan allah, saat ini juga akau akan keluar dari Al-Qaidah."
Cobalah anda cermati wahai saudaraku -semoga Allah menjaga kalian- bagaimana beraninya mereka memutarbalikkan dan merubah nash-nash syari’ah karena mereka tidak bisa memahami makna dan kandungan isinya.


Dengan demikian tidak diragukan lagi, jalan ini adalah jalan yang haq, sehingga sesulit apapun kondisinya, itu tidak akan membahayakan dirimu, karena sesungguhnya qital (berperang) adalah takdir yang telah ditetapkan Allah atas thaifah manshurah.


(Dinukil dan diterjemahkan dari “Limadza Ikhtartu Al Qaidah : Mengapa Aku Memilih Al Qaida” tulisan Asy Syahid –kama nahsabuh- Syaikh Abu Mush’ab Al Awalky). [Fuad Al-Hazimi/voa-islam.com]


No comments:

Post a Comment