MEMPERTIKAIKAN AMALAN UMAT ISLAM DENGAN MENUKIL PERNYATAAN ULAMA DARI KITAB MUKTABAR SECARA TIDAK AMANAH (iatu edit atau menggunting-gunting kalimat) MERUPAKAN PERBUATAN KEJI DAN SANGAT TIDAK BERAKHLAK.
SELAIN TERMASUK TELAH MENYEMBUNYIKAN
KEBENARAN, JUGA TERMASUK TELAH MEMFITNAH ULAMA YANG PERKATAANNYA TELAH MEREKA
NUKIL, MERENDAHKAN KITAB ULAMA DAN JUGA TELAH MENIPU KAUM MUSLIMIN .
DAKWAH WAHABI BENAR-BENAR PENUH
KEPALSUAN DAN KEBOHONGAN. MEMPERALATKAN NAMA IMAM SYAFIE UNTUK MENJATUHKAN
AMALAN TAHLIL. SUNGGUH MEREKA INI AMAT KEJI JUGA DENGKI.
Kitab I’anatuth Thalibin (إعانة الطالبين) adalah kitab Fiqh karangan
Al-‘Allamah Asy-Syekh Al-Imam Abi Bakr Ibnu As-Sayyid Muhammad Syatha
Ad-Dimyatiy Asy-Syafi’i, yang merupakan syarah dari kitab Fathul Mu’in, Kitab
ini sangat masyhur dikalangan masyarakat Nusantara dan juga salah satu kitab
yang menjadi rujukan pengikut madzhab Syafi’iyyah dalam ilmu Fiqh diseluruh
dunia. Namun, sayang, ada sebagain kecil kalangan yang tidak bermadzhab Syafi’i
(anti Madzhab), mengaku pengikut salaf, mengambil secara tebuk-tebuk isi kitab
ini untuk mengharamkan Tahlil yang merupakan amalan sudah masyhur dikalangan
pengikut madzhab Syafi’i. Bukannya berdakwah secara benar namun yang mereka
lakukan, malah menunjukkan kedengkian hati mereka dan ketidak jujuran mereka
dalam menukil perkataan ulama. Ini hanya salah satu kitab yang kami cuba
luruskan dari nukilan TIDAK JUJUR yang telah mereka lakukan. Masih banyak lagi
kitab Ulama yang di-edit dan disalahertikan maknanya oleh mereka, seperti kitab
Al-Umm (Imam Syafi’i), Al-Majmu’ Syarah Muhadzab Imam An-Nawawi, Mughni
al-Muhtaaj ilaa Ma’rifati Ma’aaniy Alfaadz Al Minhaj, dan kitab-kitab ulama
lainnya.
*PEMBAHASAN
WAHABI MENDAKWA :
WAHABI MENDAKWA :
“Dan diantara bid’ah yang munkarat yang tidak disukai ialah apa yang biasa dikerjakan orang tentang cara penyampaian rasa duka cita, berkumpul dan acara hari keempat puluh, bahkan semua itu adalah haram. (I’anatut Thalibin, Sarah Fathul Mu’in, Juz 2 hal. 145-146).
AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH MENJAWAB :
Lagi-lagi Wahabi menterjemahkan secara TIDAK JUJUR
dan MENEBUK-NEBUK DAN MENGEDIT kalimat yang seharusnya utuh.
~Terjemahan Wahabi ; “Dan diantara bid’ah yang munkarat
yang tidak disukai ialah apa yang biasa dikerjakan orang tentang cara
penyampaian rasa duka cita, berkumpul dan acara hari keempat puluh, bahkan
semua itu adalah haram.” (I’anatut Thalibin, Sarah Fathul Mu’in, Juz 2 hal.
145-146).
Wahabi telah memotong kalimatnya hanya sampai disitu.
Sungguh ini telah PEMBOHONGAN KE ATAS ORANG AWAM YANG AMAT-AMAT JELAS,
MEMFITNAH ATAS NAMA ULAMA (Pengarang kitab I’anatuth Thabilibin).
~Berikut teks lengkapnya (yang benar) ;
وفي حاشية العلامة الجمل على شرح المنهج: ومن البدع المنكرة والمكروه فعلها: ما يفعله الناس من الوحشة والجمع والاربعين، بل كل ذلك حرام إن كان من مال محجور، أو من ميت عليه دين، أو يترتب عليه ضرر، أو نحو ذلك.
“Dan didalam kitab Hasiyatul Jamal ‘alaa Syarh al-Minhaj
(karangan Al-‘Allamah asy-Syekh Sulaiman al-Jamal) ; “dan sebagian dari bid’ah
Munkarah dan Makruh mengerjakannya, yaitu apa yang dilakukan orang daripada
berduka cita, berkumpul dan 40 harian, bahkan semua itu haram jika (dibiayai)
dari harta yang terlarang (haram), atau dari (harta) mayat yang memiliki
(tanggungan) hutang atau (dari harta) yang bisa menimbulkan bahaya atasnya,
atau yang lain sebagainya”
Begitu jelas ketidak jujuran wahabi yang mereka
lakukan dan penipuan terhadap umat Islam yang mereka sebarkan melalui website
dan buku-buku mereka.
KALIMAT YANG SEHARUSNYA DILANJUTKAN, SEBALIKNYA DIPOTONG
DIEDIT OLEH WAHABI. Mereka telah MENYEMBUNYIKAN MAKSUD YANG SEBENARNYA dari
ungkapan ulama yang berasal dari kitab aslinya. Mereka MEMADAMKAN kalimat
secara “seksama” (penipuan yang direncanakan/disengaja) demi tercapainya tujuan
mereka yaitu melarang bahkan mengharamkan Tahlil arwah, KONONNYA tujuan
mereka didukung oleh pendapat Ulama, padahal hanya didukung oleh tipu daya
mereka sendiri yang mengatas namakan ulama. Bukankah hal semacam ini juga
termasuk telah memfitnah Ulama ? Menandakan bahawa pelakunya berakhlak buruk
juga lancang terhadap Ulama ? Ucapan mereka yang katanya menghidupkan sunnah
sangat bertolak belakang dengan prilaku penipuan yang mereka lakukan.
Selanjutnya,
BERSAMBUNG .....
No comments:
Post a Comment