Monday, 25 September 2017

MENJAWAB FITNAH WAHABI KONONNYA IMAM SYAFIE MENGHARAMKAN TAHLIL DAN KENDURI ARWAH PART 4



MEMPERTIKAIKAN AMALAN UMAT ISLAM DENGAN MENUKIL PERNYATAAN ULAMA DARI KITAB MUKTABAR SECARA TIDAK AMANAH (iatu edit atau menggunting-gunting kalimat) MERUPAKAN PERBUATAN KEJI DAN SANGAT TIDAK BERAKHLAK.

SELAIN TERMASUK TELAH MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN, JUGA TERMASUK TELAH MEMFITNAH ULAMA YANG PERKATAANNYA TELAH MEREKA NUKIL, MERENDAHKAN KITAB ULAMA DAN JUGA TELAH MENIPU KAUM MUSLIMIN .

DAKWAH WAHABI BENAR-BENAR PENUH KEPALSUAN DAN KEBOHONGAN. MEMPERALATKAN NAMA IMAM SYAFIE UNTUK MENJATUHKAN AMALAN TAHLIL. SUNGGUH MEREKA INI AMAT KEJI JUGA DENGKI.

Kitab I’anatuth Thalibin (إعانة الطالبين) adalah kitab Fiqh karangan Al-‘Allamah Asy-Syekh Al-Imam Abi Bakr Ibnu As-Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyatiy Asy-Syafi’i, yang merupakan syarah dari kitab Fathul Mu’in, Kitab ini sangat masyhur dikalangan masyarakat Nusantara dan juga salah satu kitab yang menjadi rujukan pengikut madzhab Syafi’iyyah dalam ilmu Fiqh diseluruh dunia. Namun, sayang, ada sebagain kecil kalangan yang tidak bermadzhab Syafi’i (anti Madzhab), mengaku pengikut salaf, mengambil secara tebuk-tebuk isi kitab ini untuk mengharamkan Tahlil yang merupakan amalan sudah masyhur dikalangan pengikut madzhab Syafi’i. Bukannya berdakwah secara benar namun yang mereka lakukan, malah menunjukkan kedengkian hati mereka dan ketidak jujuran mereka dalam menukil perkataan ulama. Ini hanya salah satu kitab yang kami cuba luruskan dari nukilan TIDAK JUJUR yang telah mereka lakukan. Masih banyak lagi kitab Ulama yang di-edit dan disalahertikan maknanya oleh mereka, seperti kitab Al-Umm (Imam Syafi’i), Al-Majmu’ Syarah Muhadzab Imam An-Nawawi, Mughni al-Muhtaaj ilaa Ma’rifati Ma’aaniy Alfaadz Al Minhaj, dan kitab-kitab ulama lainnya.
*PEMBAHASAN

WAHABI MENDAKWA :

“Dan diantara bid’ah yang munkarat yang tidak disukai ialah apa yang biasa dikerjakan orang tentang cara penyampaian rasa duka cita, berkumpul dan acara hari keempat puluh, bahkan semua itu adalah haram. (I’anatut Thalibin, Sarah Fathul Mu’in, Juz 2 hal. 145-146).



AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH MENJAWAB :



 Lagi-lagi Wahabi menterjemahkan secara TIDAK JUJUR  dan MENEBUK-NEBUK DAN MENGEDIT kalimat yang seharusnya utuh.

~Terjemahan Wahabi ; “Dan diantara bid’ah yang munkarat yang tidak disukai ialah apa yang biasa dikerjakan orang tentang cara penyampaian rasa duka cita, berkumpul dan acara hari keempat puluh, bahkan semua itu adalah haram.” (I’anatut Thalibin, Sarah Fathul Mu’in, Juz 2 hal. 145-146).

Wahabi telah memotong kalimatnya hanya sampai disitu. Sungguh ini telah PEMBOHONGAN KE ATAS ORANG AWAM YANG AMAT-AMAT JELAS, MEMFITNAH ATAS NAMA ULAMA  (Pengarang kitab I’anatuth Thabilibin).

~Berikut teks lengkapnya (yang benar) ;

وفي حاشية العلامة الجمل على شرح المنهج: ومن البدع المنكرة والمكروه فعلها: ما يفعله الناس من الوحشة والجمع والاربعين، بل كل ذلك حرام إن كان من مال محجور، أو من ميت عليه دين، أو يترتب عليه ضرر، أو نحو ذلك.

“Dan didalam kitab Hasiyatul Jamal ‘alaa Syarh al-Minhaj (karangan Al-‘Allamah asy-Syekh Sulaiman al-Jamal) ; “dan sebagian dari bid’ah Munkarah dan Makruh mengerjakannya, yaitu apa yang dilakukan orang daripada berduka cita, berkumpul dan 40 harian, bahkan semua itu haram jika (dibiayai) dari harta yang terlarang (haram), atau dari (harta) mayat yang memiliki (tanggungan) hutang atau (dari harta) yang bisa menimbulkan bahaya atasnya, atau yang lain sebagainya”

Begitu jelas ketidak jujuran wahabi  yang mereka lakukan dan penipuan terhadap umat Islam yang mereka sebarkan melalui website dan buku-buku mereka.

KALIMAT YANG SEHARUSNYA DILANJUTKAN, SEBALIKNYA DIPOTONG DIEDIT OLEH WAHABI. Mereka telah MENYEMBUNYIKAN MAKSUD YANG SEBENARNYA dari ungkapan ulama yang berasal dari kitab aslinya. Mereka MEMADAMKAN kalimat secara “seksama” (penipuan yang direncanakan/disengaja) demi tercapainya tujuan mereka yaitu melarang bahkan mengharamkan Tahlil arwah, KONONNYA  tujuan mereka didukung oleh pendapat Ulama, padahal hanya didukung oleh tipu daya mereka sendiri yang mengatas namakan ulama. Bukankah hal semacam ini juga termasuk telah memfitnah Ulama ? Menandakan bahawa pelakunya berakhlak buruk juga lancang terhadap Ulama ? Ucapan mereka yang katanya menghidupkan sunnah sangat bertolak belakang dengan prilaku penipuan yang mereka lakukan.

Selanjutnya,

BERSAMBUNG .....

No comments:

Post a Comment