Mengapa Kita Perlu Belajar Sifat Dua Puluh?
Oleh:
Syeikh Muhammad Husni Ginting.
Ada sebahagian orang yang menentang pengajian Sifat 20 sedangkan ianya telah dipelajari sejak berpuluh tahun bahkan beratus tahun oleh umat Islam. Mereka yang menentang pengajian tersebut dengan pelbagai alasan yang sangat lemah. Mereka mengikuti hawa nafsu, dan bertaklid buta dengan orang yang juga tidak mempelajari Ilmu Sifat 20. Malah mereka inilah pula yang menyesatkan Sifat 20.
Sebahagian dari alasan mereka yang menentang Sifat 20 adalah sebagai berikut :
1 - Pengajian Sifat 20 melahirkan orang-orang yang berakidah lemah, sebab diambil dari filsafah Yunani.
Kita jawab:
Hal ini merupakan fitnah yang besar. Kegoncangan dan kelemahan aqidah generasi zaman sekarang adalah karena mereka tidak belajar aqidah yang sebenarnya termasuk di dalamnya sifat 20. Kalau kita lihat realiti yang ada, bahkan ilmu Sifat 20 inilah yang telah menyelamatkan umat Islam di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, negeri Fatani (Selatan Thailand) dari usaha pemurtadan penjajah-penjajah asing.
Negara-negara ini telah dijajah oleh penjajah-penjajah kafir yang ingin meluaskan kekuasaan dan agama mereka, tetapi umat Islam di Nusantara tetap berpegang dengan aqidah mereka. Barang diingat pengajian tauhid yang tiga (Tauhid versi Wahabi) belum berkembang di Nusantara ketika itu. Jadi tauhid apakah yang menjaga umat dari bahaya murtad? Sudah tentulah jawapannya ialah Tauhid Sifat Dua Puluh.
2 - Aqidah Tauhid Sifat 20 merupakan sesuatu yang sangat berat dikaji dan menyusahkan orang Islam, sehingga ada tuduhan yg menyebut makcik-makcik (Ibu-Ibu) di Langkawi (pulau di Malaysia) yang tak laksanakan shalat tujuh puluh tahun lamanya kerana tak faham Sifat 20, sebab gurunya kata kalau tak hafal Sifat Dua Puluh, shalat tak sah.
Kita jawab : Sifat Dua Puluh merupakan sistem pengenalan terhadap Allah s.w.t yang sangat mudah sekali, karena menghafalnya lebih mudah dari mengahafal al-Qur`an. Para sahabat Rasul telah mengafal al-Qur`an, jadi di dalam al-Qur`an sendiri telah disebut sifat-sifat Allah, dengan makna lain mereka telah menghafal sifat-sifat Allah melalui al-Qur`an. Jadi jika umat Islam disuruh untuk mengahafal Sifat 20 dengan dalil Naql (al-Qur`an dan Hadis) dan akal, itu lebih mudah dari menghafal seluruh al-Qur`an.
Sifat-sifat Allah terlalu banyak sekali, baik disebutkan di dalam al-Qur`an maupun di dalam hadis Rasul. Jadi jika umat Islam disuruh menghafal seluruh sifat -sifat yang ada, ini merupakan sesuatu yang memberatkan bagi umat Islam. Sedangkan pengajian Sifat Dua Puluh memudahkan umat Islam dengan menyebutkan sifat-sifat yang paling berpengaruh dari seluruh sifat-sifat yang lainnya.
Jika Sifat 20 ini tidak ada, maka sifat-sifat yang lain pun tidak akan ada pula, sebab itulah sifat-sifat Allah yang lain itu tergantng kepada Sifat 20, dengan makna jika sifat wujud Allah tidak ada maka sifat pengampun, pemurah, penyayang dan lain-lainnya juga tidak ada. Jika sifat qidam Allah tidak ada maka sifat menciptakan, memberi, kuat dan lain-lainnya juga tidak akan ada.
Sebab itulah Sifat Dua Puluh ini sangat perlu dipelajari, karena ia terdiri dari inti sari aqidah yang terdapat di dalam al-Qur`an dan al-Hadis.
Adapun cerita kononnya ada seorang perempuan tidak shalat selama tujuh puluh tahun disebabkan tidak hafal Sifat 20, maka ini cerita yang diragui dan sengaja diada-adakan.
Allah berfirman : إن جاء كم فاسق بنبإ فتبينوا
Artinya : Jika datang kepada kamu orang fasik yang membawa kabar hendaklah diteliti dulu.
Artinya : Jika datang kepada kamu orang fasik yang membawa kabar hendaklah diteliti dulu.
Maksudnya cerita yang dibawa oleh orang tersebut perlu diteliti benar tidaknya. Dari sebanyak pengalaman dan pengetahuan saya tidak pernah ada orang tinggalkan shalat disebabkan mempelajari Sifat 20, alasan di atas adalah cerita yg berlebihan. Jika mahu bercerita, ceritalah perkara yang masuk akal dan yang benar, sebab lidah itu akan disoalkan oleh Allah di hari akhirat kelak.
Saya akan sebutkan sebahagian pusat pendidian yang menjadikan Pengajian Sifat 20 sebagai dasar di dalam Ilmu Tauhid mereka.
1 - al-Azhar asy-Syarif Mesir: Dari peringkat Menengah, atas dan perkuliyahan, Sifat Dua Puluh dipelajari di lembaga pendidikan yang tertua ini, mengeluarkan setiap tahunnya ribuan pelajar dan mahasiswa, tetapi mereka tetap shalat walaupun mengaji Sifat 20.
2 - Madrasah Solatiyah: Merupakan pusat pengajian yang pertama sekali dibina di Makkah menjadikan dasar pengajiannya Sifat 20, mereka semua shalat dengan bagus walapun mengaji Sifat 20.
3 - Madrasah Mustafawiyah Purba Baru Mandailing Sumatra Utara: Merupakan pusat pendidikan yang sangat terkenal di Indonesia, mengeluarkan setiap tahun, lebih dari tujuh ratusan pelajar, mereka semua shalat walaupun mempelajari Sifat 20 sama ada yang sudah hapal atau belum.
Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Tebu Ireng, Pondok Lubuk Tapah (Malaysia), Pondok Bakriyyah Pasir Putih dan banyak lagi pondok dan pesantren yang mempelajari Ilmu Sifat Dua Puluh di Nusantara.
Bahkan, mereka yang mempelajari sistem Tauhid Tiga Serangkai (versi Wahabi ) kebanyakannya mudah terjerumus kepada aqidah mujassimah yang menyerupakan Allah dengan makhlukNya. Sebab itulah Wahabi bersusah payah untuk menghapuskan Tauhid Sifat Dua Puluh. Selama masih ada di bumi ini orang yang mempelajari Ilmu Tauhid Sifat Dua Puluh, selama itulah Wahabi akan mengakui diri mereka salafi iaitu golongan Mujassimah Musyabbihah.
3 - Sifat Dua Puluh tidak ada pada zaman Rasulullah s.a.w dan para sahabat yang mulia, tetapi ada setelah abad-abad yang terkemudian dari itu.
Kita jawab: Tidak adanya Sifat Dua Puluh pada zaman Rasul dan sahabat, bukanlah sebagai dalil untuk menolak pengajian Sifat Dua Puluh, sebab isi dan kandungan Sifat Dua Puluh sudah pun ada pada zaman Nabi dan sahabat, misalnya sifat wujud Allah, Qidam, Baqa, Mukhalafatu Lil Hawadis, Qiyamuhu Binafsih, Wahdaniyyah, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayah, kalam adalah sifat-sifat yang dikenal oleh Nabi dan para sahabatnya.
Barangsiapa yang mengingkari bahwa Nabi mengetahui sifat-sifat ini berarti aqidahnya telah jauh dari aqidah Islam. Bagaimana boleh Nabi mengingkari wujudnya Allah, ilmunya Allah, Baqa`nya Allah, Kalamnya Allah, sifat-sifat ini telah termuat di dalam al-Qur`an dan Hadis Nabi.
Seperti Rukun shalat, Nabi tidak pernah katakan berapa rukun shalat, berapa sunnah-sunnah shalat, berapa syarat-syarat shalat, tetapi melalui al-Qur`an dan Hadis para ulama telah menyimpulkan dan menetapkan rukun-rukun shalat dari mulai berdiri sampai salam, apakah perbuatan ulama-ulama tersebut suatu yang bid`ah? Hal seperti ini tidak bid`ah karena isi dan kandungannya dari al-Qur`an dan as-Sunnah.
Saya akan bariskan seluruh sifat yang telah ulama sebutkan sebagai sifat yang paling penting yang Allah miliki. Ibaratnya jika Allah tidak bersifat seperti itu maka Allah tidak layak menjadi tuhan, tetapi karena dalil naqli dan akal telah menyebutkan Allah bersifat dengan dua puluh sifat maka sahlah Allah sebagai tuhan yang disembah.
Saya akan bariskan seluruh sifat yang telah ulama sebutkan sebagai sifat yang paling penting yang Allah miliki. Ibaratnya jika Allah tidak bersifat seperti itu maka Allah tidak layak menjadi tuhan, tetapi karena dalil naqli dan akal telah menyebutkan Allah bersifat dengan dua puluh sifat maka sahlah Allah sebagai tuhan yang disembah.
Berikut adalah beberapa sifat yang sangat penting:
1 - Wujud:
Sifat Wujud ini mesti ada pada tuhan yang disembah. Jika tidak ada maka dia tidak berhak dianggap tuhan, sementara dalil yang di petik dari al-Qur`an adalah :
أفرءيتم ما تمنون ( 58 ) وأنتم تخلقونه أم نحن الخالقون ( 59 ) نحن قدرنا بينكم الموت وما نحن بمسبوقين ( 60 ).الواقعة 58-60
Sifat Wujud ini mesti ada pada tuhan yang disembah. Jika tidak ada maka dia tidak berhak dianggap tuhan, sementara dalil yang di petik dari al-Qur`an adalah :
أفرءيتم ما تمنون ( 58 ) وأنتم تخلقونه أم نحن الخالقون ( 59 ) نحن قدرنا بينكم الموت وما نحن بمسبوقين ( 60 ).الواقعة 58-60
Artinya : Tidakkah kamu memikirkan keadaan air mani yang kamu pancarkan (ke dalam rahim)? ( 58 ) Adakah kamu yang menciptakannya atau kami yang menciptakannya? ( 59 ) Kamilah yang menentukan kematian di antara kamu, dan Kami tidak sekali-kali dapat dikalahkan atau dilemahkan ( 60 ).
2 - Qidam:
Allah s.w.t bersifat qadim yang maksudnya wujud Allah s.w.t tidak didahului oleh tiada, jika sesuatu didahului oleh tiada maka sesuatu itu tidak boleh dianggap sebagai tuhan.
Allah s.w.t bersifat qadim yang maksudnya wujud Allah s.w.t tidak didahului oleh tiada, jika sesuatu didahului oleh tiada maka sesuatu itu tidak boleh dianggap sebagai tuhan.
Dalilnya :هو الأول وهو الآخر
Artinya : Dia-lah yang awal dan yang akhir ( al-Hadid 3 ).
Sifat ini banyak dikritik oleh golongan Wahabi. Mereka menganggap bahwa qadim bukan sifat Allah karena tidak terdapat di dalam al-Qur`an.
Tidak semestinya jika al-Qur`an tidak menggunakannya untuk sifat Allah berarti tidak boleh digunakan. Selagi maksud sifat itu terdapat di dalam al-Qur`an dan telah menjadi istilah yang diterima oleh ulama maka sifat itu boleh digunakan, sebab Imam Abu Hanifah, Imam Tohawi dan lain-lainnya juga menggunakan kalimat sebagai sifat tuhan.
Sifat qidam juga telah diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, Imam al-Hakim di dalam Mustadrak. Juga terdapat di dalam sunan Abu Daud.
3 - Baqa':
Wajib bagi Allah bersifat baqa` yang bererti tetap tidak diakhiri dengan kematian, Allah berfirman
Wajib bagi Allah bersifat baqa` yang bererti tetap tidak diakhiri dengan kematian, Allah berfirman
ويبقى وجه ربك ذو الجلال والإكرام
Artinya : Dan kekallah Zat Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan. (ar-Rahman 27)
4 - Mukholafatuhu Lilhawadis:
- مخالفة للحوادث
Sifat ini merupakan sifat yang paling penting untuk difahami. Ia bererti bahwa segala sifat, perbuatan, dan prilaku yang baharu tidak boleh disamakan kepada Zat, sifat, dan perbuatan Allah. Barang siapa yang mengingkari sifat ini maka dia telah terkeluar dari agama Islam. Jadi Allah tidak sama dengan makhlukNya.
Sifat ini merupakan sifat yang paling penting untuk difahami. Ia bererti bahwa segala sifat, perbuatan, dan prilaku yang baharu tidak boleh disamakan kepada Zat, sifat, dan perbuatan Allah. Barang siapa yang mengingkari sifat ini maka dia telah terkeluar dari agama Islam. Jadi Allah tidak sama dengan makhlukNya.
Firman Allah : ليس كمثله شيئ وهو السميع البصير
Artinya : Tiada sesuatu pun yang sebanding (serupa) dengan (Zat, sifat, perbuatan)Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat (as-Syura 11 ).
Selanjutnya seluruh sifat yang ulama-ulama asy-Sya`irah telah kemukaan di dalan Ilmu Sifat Dua Puluh memiliki dalil-dalil yang jelas di dalam al-Qur`an.
4 - Sifat Allah tidak hanya dua puluh kenapa mesti di batasi
Kita jawab : Asya`irah ketika membincang sifat dua puluh
TIDAK PERNAH membataskan sifat-sifat Allah, bahkan mereka mengakui sifat-sifat
Allah banyak, setiap sifat-sifat sempurna dan mulia itu adalah sifat Allah.
Orang yang mengatakan Asya`irah hanya mengajar sifat dua puluh saja membuktikan
dia tidak pernah membaca buku-buku aqidah aliran ahlussunnah Asya`irah, cuba
lihat sebahagian kitab-kitab Asya`irah :
a - Matan as-Sanusiyyah : Kitab ini dikarang oleh Imam Abu
Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Yusuf as-Sanusi yang meninggal dunia tahun
895 hijriyah, kitab ini merupakan kitab yang paling penting di kalangan
Asya`irah, telah mendapat perhatian khusus dari kalangan ulama dan pelajar
agama, sehingga menjadi rujukkan aqidah bagi Asya`irah sedunia.
Di dalamnya menyebutkan :
فمما
يجب
لمولانا
جل
وعز
عشرون
صفة
Ertinya : Sebahagian sifat yang wajib bagi Allah yang Mulia
dan Tinggi adalah dua puluh sifat ( Matan Sanusia beserta Hasyiahnya Imam
Bajuri :16 , terbitan Musthafa Halabi , 1374 - 1955 )
b - ad-Duru al-Farid Fi Aqa`idi Ahli Tauhid karangan Imam
Ahmad bin Sayyid Abdurrahman an-Nahrawi
فمما
يجب
لله
تعالى
عشرون
صفة
واجبة
Ertinya : Dan sebahagian dari sifat yang wajib bagi Allah
adalah dua puluh sifat yang wajib (ad-Duru al-Farid Fi Aqa`idi Ahli Tauhid
karangan Imam Ahmad bin Sayyid Abdurrahman an-Nahrawi beserta syarahnya Fathu
al-Majid karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni : 5 , terbitan
Musthafa al-Halabi cetakan terakhir 1373 -1954 ).
Perlu diketahui bahwa lafaz ( من ) pada kalimat ini bermaksud ( لتبعيض
) ertinya menunjukkan sebahagian saja, dengan begitu sifat Allah banyak sekali,
segala sifat yang patut, layak, dan mulia adalah sifat Allah, tetapi diantara
sifat-sifat itu ada dua puluh sifat yang sangat perlu sekali diketahui secara
terperinci.
Oleh: Syeikh Muhammad Husni Ginting
No comments:
Post a Comment